Media Massa dan Perang Opini. |
Bukan hanya dalam masalah berpakaian, berperilaku, dan berniaga semata, tetapi juga dalam soal-soal lain yang jauh lebih besar, dari mulai pemerintahan, perekonomian, politik, hingga keamanan dan pertahanan.
Era informasi dan globalisasi, kini memang merambah dunia manapun. Tak di kota tak di desa, dengan senjata media massa, semuanya terjamah dengan begitu mudahnya. Pesan-pesan media massa dengan begitu cepatnya diserap dan diterima masyarakat luas.
Media massa telah sukses menyampaikan ratusan bahkan ribuan informasi dalam setiap harinya, yang mustahil terjadi pada zaman sebelumnya. Banjir informasi menjadi tak terelakkan. Beragam pilihan media juga tersedia dengan begitu banyaknya.
Sebagai kekuatan dahsyat di era global, pengaruh media massa memang sudah tak terbantahkan lagi. Pemeo siapa membaca apa, siapa mendapat informasi apa, paling tidak menyiratkan pentingnya peran media dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Diakui atau tidak, keberadaan media massa — baik cetak maupun elektronik dalam era yang haus informasi ini dipandang sebagai kekuatan perkasa di dalam membagun masyarakat yang lebih kritis, cerdas, dan memiliki kearipan yang tinggi.
Kebergantungan masyarakat terhadap media massa tak urung melahirkan kian menjamurnya media massa di berbagai segmen masyarakat. Dari mulai yang berskala kecil hingga media massa yang memiliki jaringan luas dan berkekuatan politis yang besar.
Dari mulai media politik, ekonomi, budaya, ekonomi, agama, dan bidang kehidupan lainnya. Bahkan, diduga kuat, kedigjayaan dunia-dunia maju saat ini, juga ditopang oleh kehadiran media massa yang mereka miliki. Bukan hanya kuantitasnya yang luar biasa, tetapi juga didukung daya pengelola media massa yang berkualitas, memadai, dan mumpuni.
Fenomena di negara-negara berkembang untuk tidak menyebut negara terbelakang justru terjadi sebaliknya. Bukan hanya kuantitasnya yang terbatas, tapi juga sisi kualitasnya yang masih jauh tertinggal. Tidak aneh bila kemudian dalam percaturan dunia internasional, negara-negara berkembang kian terbelakang.
Negara-negara Barat, misalnya, dengan kekuatan informasi dan opini yang dibangun media massa yang mereka miliki kian hari kian maju. Hebatnya lagi mereka bukan hanya mampu menyusun dan merancang opini, tetapi juga telah berhasil mengubah opini dunia.
Dalam konteks inilah, perang opini di level internasional yang diperankan media massa tak bisa dianggap dengan sebelah mata. Tak aneh bila seorang pengamat media berkaliber internasional, Ziauddin Sardar pernah mengungkapkan: Informasi merupakan kekuatan baru dalam era sekarang.
Barang siapa yang menguasai informasi, maka ia akan menguasai dunia. Media massa dengan informasi dan opininya, tak ubahnya senjata dan amunisi di masa perang, yang mampu membidik sasaran dengan mudah dan mematikan.
Lembaga politik, institusi ekonomi, organisasi profesi, ataupun lainnya sebagai pilar kekuatan di tengah kehidupan masyarakat, tentunya akan lebih efektif ketika memiliki media. Selain untuk memperkuat koordinasi dan konsolidasi di lingkungan internal, juga penting guna membangun daya pengaruh eksternal di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Keberadaan media massa seperti koran atau harian umum, tentunya juga akan memiliki peran signifikan guna membangun pemberdayaan dan pencerdasan masyarakat secara umum. Fungsi pers sebagai kontrol sosial, menyalurkan informasi, edukasi, dan membangun opini publik ini akan sangat bermanfaat bila pengelolanya mampu mengemasnya secara cerdas, bijak, dan profesional.***
***
Profil penulis:
Enjang Muhaemin, lahir, 6 Juni 1968, di Banjarsari Kabupaten Ciamis. Selain menjadi wartawan, juga sebagai staf pengajar di Fakultas Dakwah UIN SGD Bandung. Mata Kuliah yang dipegang di antaranya: Penulisan Berita, Pelaporan Mendalam, Bahasa Jurnalistik, Wawancara, dan Manajemen Pers Dakwah.
Bergabung di media cetak sejak tahun 1993. Beberapa di antaranya Majalah Mangle, HU Suara Publik, Tabloid Media Publik, Majalah Nurani Umat, Majalah Kiblat Umat, Tabloid BESAR, dan Majalah Warta Ekuitas.
Membaca, dan menulis menjadi minat dan hobi utama. Juga aktif memberikan Pelatihan Jurnalistik dan sebagai pemateri dalam beberapa kegiatan ilmiah. Sejumlah tulisannya sempat dimuat di Pikiran Rakyat, Republika, Pelita, Merdeka, Gala, Mangle, Kiblat Umat, dan Al-Muslimun, Risalah, Suara Publik, dan lainnya. Selain menjadi editor, beberapa buku juga telah diterbitkan.
# Artikel ini sebelumnya telah dipublikasi di blog detik oleh penulis, untuk kepentingan pendidikan artikel ini diposting kembali oleh Studi Jurnalistik.
0 komentar:
Post a Comment