Sunday, December 1, 2013
0 komentar

Liputan Aksi Densus 88, Nyawa Ditanggung Sendiri

10:04 AM
Grace Natalie Louisa

Grace Natalie Louisa, mantan wartawan TVOne, telah bertahun-tahun mengikuti jejak Datasemen Khusus 88 Anti-Teror Kepolisian RI dalam memburu terduga teroris. Selama itu, hanya satu hal yang ia khawatirkan: nyawanya. Bagi Grace, tidak ada yang bisa bertanggung jawab atas kesalamatannya selama meliput operasi Densus 88.

"Bahkan liputan penggerebekan di Temanggung, saya dan Ecep tidak menggunakan rompi anti-peluru," kata Grace, Jumat, 8 Maret 2013. Sama seperti Grace, Ecep Suwardani Yasa adalah wartawan TVOne. "Padahal jarak kami dengan rumah sasaran kurang dari 50 meter, dan terjadi baku tembak."

Grace Natalie Louisa

Waktu meliput operasi Densus di Poso, Sulawesi Tengah, pada 2007, Grace pun tidak mendapatkan bekal keamanan apapun dari kantornya. Ia berangkat seperti biasa saja. "Saya harus belajar mengerti medan, agar dapat menjaga nyawa sendiri."

Kala meliput di garis depan operasi Densus 88, seperti di Temanggung, ada banyak perasaan berkecamuk pada Grace. Dari rasa antuisias, khawatir, takut, hingga penasaran. Apalagi Densus 88 sempat menduga terduga teroris yang disasar menyimpan bom di dalam rumah. "Suasananya begitu menegangkan," kata dia.

Selama mengikuti Densus 88, Grace pun harus memilah bahan pemberitaan. Biasanya ia menahan informasi mengenai proses pelacakan terduga teroris oleh Densus 88. Tujuannya agar berita itu tidak menjadi pembelajaran bagi pelaku teror lainnya kala melarikan diri dari polisi. 


Sumber: [tempo/9/3/13]

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer
Top